Ticker

6/recent/ticker-posts

Parsaoran Simaibang SH: Menolak Lupa, Orang Papua Manortor di TWI

Parsaoran Simaibang SH saat Acara itu digelar di Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo Kabupaten Dairi, Selasa malam (16/6/2009).(IST)

"Kenangan masa dinas di Kanwil Kemenkumhan Papua Barat yang sulit dilupakan. Melatih Paduan Suara Wanita GKI Ottow Geisler Biriosi Manokwari dan Berangkat ke Tanah Batak dengan menampilkan 12 lagu berbentuk Koor Gerejani dalam bahasa batak termasuk lagu" O tano batak dan Argado Bona nipinasa" (Opera Papua, Batak). Tampil di Parapat, Pangururan, Taman Wisata Sidikalang, Medan, Ancol Jakarta, pelayanan ibadah minggu di HKBP Menteng Jl.Jambu Jakarta, Jamuan khusus dikediaman Bp.Jend.(Purn) M.Panggabean Br Tambunan. Saat penampilan tersebut diperoleh pangarikkaran setiap tortor total Rp 100.juta rupiah dan atas kesepakatan ibu Paduan Suara tersebut dana Rp 100 juta diserahkan ke Gereja GKI Ottow Geisler yang saat itu sedang membangun gereja," kenang Parsaoran Simaibang SH.

DAIRI-Sungguh luar biasa peran orang Papua Barat yang bisa membawakan tari budaya Batak dan lagu Oh Tano Batak. Mereka juga bisa memerankan perempuan Batak pada zaman dulu, menumbuk padi dan menampi beras. Acara itu digelar di Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo Kabupaten Dairi, Selasa malam (16/6/2009).

Lagu dan tarian Batak dibawakan paduan suara wanita Otto Gesler GKI (Gereja Kristen Injil) Manokwari, Papua Barat, diiringi musik uning-uningan tradisionil Batak dan seruling bambu. Tidak ada kejanggalan bagi para perempuan Papua yang sudah berusia lanjut itu ketika membawakan tor-tor dan lagu Batak di Dolok Golgata di TWI.

Bahkan penampilan mereka menjadi perhatian ratusan pengunjung di malam itu. Melihat lembut lenggok tangan dan pinggang mereka manortor, tidak ada bedanya dengan perempuan Batak dalam membawakan tari tor-tor.

Menghadap tiga salib di Bukit Golgata TWI, paduan suara wanita Manokwari ini mengumandangkan lagu Oh…Tano Batak secara sempurna. Membuat malam itu hening dan pengunjungpun terlihat terkagum-kagum atas penampilan mereka.

Membuat Bupati Dairi KRA Johni Sitohang spontanitas bangkit dari duduknya menyumbang untuk warga Papua yang sudah lanjut usia itu. Para kepala dinas dan pengunjung yang hadir malam itu, turut menyumbang sambil manortor bersama.



Yang membuat malam itu penuh keakraban, adalah ketika perempuan Papua membawakan tor-tor budaya Batak berjudul Siunte Manis. Malam itu mereka ikut manortor bersama dan berbaur dengan warga papua. Bupati Dairi manortor bersama seorang personel paduan suara Papua sambil berkeliling-keliling menggambarkan keakraban yang saling mencintai dan menghargai budaya.

Hadir dalam acara itu, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Dairi Drs Pardamean Silalahi, Kadis Cipta Karya Dairi Lamister Lumban Gaol, dan Kahumas Pemkab Dairi br Hasugian. Sementara dari Papua, Kepala Badan Pengelola Keuangan Papua Barat Edi Sirait mewakili Gubernur Papua, Ketua Pengadilan Manokwari PH Hutabarat, Kadiskes Manokwari Dr T Sembiring yang juga Ketua Ikatan Batak di Papua Barat dan Ketua Klasis GKI serta sejumlah pendeta dari Papua Barat, Pendeta Siburian. Sedangkan pelatih dan pembina Paduan Suara Otto Gesler GKI Parsaoran Simaibang,SH kepada Batak Pos mengatakan , bahwa

“Kolaborasi ini baru kali pertama diselenggarakan di Tanah Batak, di Tobasa, Simalungun, Taput, Samosir dan di TWI Sitinjo Dairi,”kata Parsaoran Simaibang, SH kepada BATAKPOS.

Sementara itu, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Dairi, kepada BATAKPOS, Selasa (17/6) mengatakan bahwa kunjungan rombongan Manokwari ke TWI adalah sebagai kunjungan balasan. Karena sebelumnya Gubsu dan rombongan pernah berkunjung ke Papua Barat.


Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar