Medan-Salam Hormat Kepada Keluarga Besar Kami #PPTSB Kota Medan yang sudah Mendoakan dan Mendukung Wilfrid Baldwin Sinaga, Maju sebagai Caleg DPRD SU PSI No 6 Dapil Medan II, Horas.. Horas... Horas... #WilfridBaldwinSinaga tergabung dalam Partai Solidaritas Indonesia.
Partai Solidaritas Indonesia adalah kekuatan politik baru yang ingin mengembalikan politik ke tempat yang terhormat. Pemahamannya selaras dengan cita-cita dasar PSI yakni mewujudkan kebahagiaan bagi semua orang.
PSI mendekatkan politiknya dengan nilai-nilai kebajikan agar lahir negarawan yang seluruh pikiran dan tindakannya didasarkan pada kepentingan yang lebih besar untuk bangsa dan Negara Indonesia, bukan sekadar kepentingan pribadi politik jangka pendek.
Dia sangat tertarik dengan partai ini karena sangat menjujung tinggi kejujuran dan keadilan. Hal ini termaktub dalam beberapa platform yang sudah dibentuk, yakni Ekonomi dan Pembangunan, Kesejahteraan Masyarakat, Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Sosial, Budaya dan Agama, Energi dan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Pariwisata, Politik, Hukum dan HAM, dan Hubungan Luar Negeri.
Sebelumnya, kita harus mengerti bahwa partai politik adalah instrument untuk mengorganisasikan kekuasaan rakyat yang sangat beragam menjadi kekuatan efektif. Sejauh yang kita lihat dan alami bahwa partai-partai yang ada kurang efektif menajalan amanat konstitusi, sekurang-kurangnya 15 tahun terakhir ini. Masyarakat mulai apatis akan partai politik.
Hal ini ditandai dengan melemahnya kepercayaan terhadap partai politik. Oleh karena itu, PSI mencoba membuat terobosan. Partai ini mengajak kaum muda bergandengan tangan serta berjalan bersama guna membangun bangsa di kemudian hari.
Partai Solidaritas Indonesia lahir untuk merespon kecenderungan perubahan social-politik kaum muda saat ini. Secara umum, kaum muda sangat menginginkan pemimpin yang bisa dipercaya, berintegritas, peduli pada rakyat, dan kompeten.
Kepemimpinan PSI bertumpu pada prinsip kepemimpinan demokratis realistik, yakni poliarki atau kepemimpinan oleh banyak orang. Ketua partai diberi insentif menjadi pemimpin nasional demi menghindari politisasi partai untuk kepentingan sang pemimpin sendiri. Ciri khas perjuangan PSI berdasar pada empat nilai dasar yakni: kebajikan, keragaman, keterbukaan, dan meritokrasi.
Hadirnya PSI untuk menjawab tantangan-tantangan yang terjadi di Indonesia melalui transformasi, yakni perubahan dan penyesuaian kerangka institusional pada lingkup internal Negara. Dengan keempat basis pemikiran, PSI bisa melakukan perubahan menuju kebaikan bersama (bonum communae) seturut cita-cita partai politik.
Dalam bidang ekonomi, PSI bercita-cita memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan keadilan social sebagaimana tercantum dalam UUD 1945. Salah satu cara mewujudkan kesejahteraan umum adalah melalui pengadaan lapangan kerja bagi masyarakat.
Dalam hal ini, PSI sendiri mendorong sistem ekonomi yang terbuka, di mana public menajdi penggerak utamanya. Semua pelaku ekonomi dari hulu ke hilir diberi ruang yang lapang. Oleh karena itu, PSI mendukung ekonomi kreatif, dan bahkan diberikan insentif untuk terlibat dalam pembangunan ekonomi.
PSI juga yakin bahwa Negara tetap memegang peranan penting dalam ekonomi pasar guna memastikan kepentingan nasional kita terjaga. Negara berperan sebagai regulator, yang memudahkan pergerakan bisnis sekaligus megoreksinya bila ada kecenderungan negatif.
Negara juga menjamin keamanan dan kenyamanan bagi iklim investasi nasional dan internasional dengan mempermudah prsoses perizinan usah, memastikan adanya kepastian hukum, dan menghilangkan pungutan liar (pungli). PSI melihat bahwa ada enam sektor penyangga pembangunan ekonomi; infrastruktur, sumber daya manusia, pembangunan institusi, reformasi perpajakan, ekonomi digital dan pariwisata.
Dalam bidang pendidikan, PSI mendorong perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan. PSI berharap bahwa Negara juga memberikan ruang terbuka bagi pengembangna Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
PSI sendiri merasakan pentingnya pendidikan bagi setiap rakyat Indonesia karena memang itu adalah hak setiap rakyat. PSI yakin bahwa pendidikan adalah kunci kesuksesan setiap bangsa. Pendidikan seharusnya memiliki tenaga pendidik yang berkompeten untuk mewujudkan perkembangan bangsa Indonesia. Seyogianya, perkembangan teknologi harus direspon dengan layanan pendidikan yang sepadan. Dengan demikian, mutu pendidikan di Indonesia akan mendapat tempat di mata dunia.
Di era zaman sekarang, Indonesia sangat riskan dengan penyalahgunaan kemajuan teknologi saat ini. Hal ini termasuk dalam ranah kebudayaan. PSI berusaha menciptakan solidaritas antar masyarakat yang kemudian menjadi kekuatan setiap kita bergerak maju.
PSI juga ingin menumbuhkan semangat kecintaan terhadap keberagaman dan membangun solidaritas antar sesama terlepas dari status ekonomi, gender, ras, agama, etnik, kondisi fisik, dan usia. PSI juga membangun sikap toleransi antar umat beragama yang kemudia membuat kita lebih mudah menderapkan langkah meniti masa depan cerah. Perkembangan pers di Indonesia juga memberikan kontribusi yang sangat besar bagi bangsa kita mewujudkan cita-cita bersama, bonum communae.
Dalam bidang Energi dan Sumber daya Alam, PSI bertekad akan bekerja keras di bidang energy. Hal yang paling utama adalah menyelaraskan antara kebutuhan energy untuk industri dan menggerakkan ekonomi dengan ancaman dari perubajan iklim akibat pola kebijakan dan penggunaan energy yang salah.
Dalam bidang Lingkungan Hidup dan Pariwisata, PSI menganut pola pola pembangunan berkelanjutan. Artinya, pembenahan dan pembangunan dalam bidang Lingkungan Hidup dan Pariwisata adalah juga hal yang urgent segera dilakukan dengan melihat masa depan bangsa dan Negara kita.
Berbagai masalah Lingkungan Hidup dan Pariwisata hingga saat ini beelum mendapatkan perhatian yang sangat serius. Harus diakui, Pemerintah saat ini telah membuat gebrakan-gebrakan untuk memperbaikinya, namun belum optimal. Barangkali, Negara belum sepenuh hati menanganionya, maka PSI hadir memunculkan isu ini ke permukaan, agar problem ekologi segera ditindaklanjuti dan diseriusi.
Dalam bidang Politik, Hukum, dan HAM, PSI beusaha menjaga dsan mengembangkan stabilitas demokrasi dan memastikan kinerja Pemerintah. Kerap dijumpai di lapangan bahwa proses demokrasi mengorbankan keperluan untuk pengambilan keputusan dan kebijakan secara cepat.
PSI hadir dan berusaha mengembangkan demokrasi yang efektif yang tidak menghalangi proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan dengan cara; mengefektifkan Hubungan Eksekutif – Legislatif, Percepatan Reformasi Demokrasi, Memeprkaut Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi, dan Pertahanan Nasional.
Dalam bidang Hubungan Luar Negeri, PSI telah mempelajari proses hubungan Luar Negeri yang kita kenal selama ini yakni bebas – aktif. Dalam praktiknya, kepentingan-kepentingan luar negeri suatu Negara kerap bergantung pada kekuatan-kekuatan engara tertentu, khususnya yang memainkan peranan penting di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Indonesia selalu berusaha menjaga independensinya.
Padahal, dalam kasus tertentu yang membutuhkan suatu sikap yang tegas, serperti dalam menengahi persengketaan, konflik dan perang, Indonesia berusaha bersikap aktif dengan berpegang pada dasar-dasar yang digariskan Konstitusi.
Dengan melihat ini, Wilfrid Baldwin Sinaga ingin memperjuangkan suara rakyat melalui salah satu jalan, menjadi anggota legislative yang tergabung dalam Partai Solidaritas Indonesia. Wilfrid Baldwin Sinaga tertarik dengan Pidato Ketua Umum PSI, Grace Natalie di Festival 11 Yogyakarta, Senin 11 Februari 2019 yang menyatakan bahwa musuh Indonesia saat ini adalah Intoleransi.
Dan, pada pidato awal tahun 2019, Grace Natalie diberi judul “Politik Akal Sehat, Politik Kaum Muda”. Dalam pidatonya dia menandaskan bahwa ada fenomena munculnya politik yang didirikan di atas panggung kepalsuan dan kebohongan, dengan narasi fitnah dan prasangka.
Kita merujuk ke belakang, Grace Natalie menyampaikan pidatonya pada akhir tahun 2018 dengan judul “Keadilan untuk Semua, Keadilan untuk Perempuan Indonesia”. Dalam pidato ini, dia menyampaikan bahwa perempuan kerap menjadi lading “entrepreneur kebencian” oleh maraknya hoax.
Pada bulan sebelumnya, dia telah menyampaikan bahwa PSI tidak akan mendukung Perda berbasis Agama yang diskriminatif. Pada 9 April 2017 di Jakarta, Grace Natalie mengumandangkan pidatonya mengenai “Republikanisme; Terbuka, Progresif itu Kita”.
Kebersamaan dalam keberagaman di Partai Solidaritas Indonesia akan menghantar kira kepada kemajuan dengan adanya prinsip “ringan sama dijinjing, berat sama dipikul”.
Tentu Partai Solidaritas Indonesia tidak pernah melupakan para Founding Father di Indonesia ini. Apa yang sudah mereka amanatkan menjadi tanggung jawab bersama di dalam partai yang menjadi satu kekuatan untuk melangkah bersama masyarakat.
Soekarno menyatakan “Jangan Sampai Melupakan Sejarah”. Keyakinan ini akan menghantarkan Wilfrid Baldwin Sinaga di PSI ini bersama dengan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita bersama, bonum commune. (Sumber-FB- Sinaga Harianto/Lee)
0 Komentar